Hidup di Zaman Mesir Kuno
Apa yang akan kalian lakukan kalau punya mesin waktu?
Ha? Pengen cepet-cepet ketemu jodoh? YHAAA.
Kadang aku membayangkan kalau aku punya mesin waktu kayak
Doraemon, atau punya kemampuan berlari ke masa lalu kayak The Flash. Kayaknya
asik gitu, ya. Bisa lihat kejadian di masa lalu, atau sebaliknya, mengintip ke
masa depan. Aku sendiri lebih suka kembali ke masa lalu dan pengen banget lihat
kejadian yang pengen aku lihat. Misalnya, dari dulu tuh aku pengen lihat kucingnya Nabi Muhammad SAW
yang namanya Muezza, pengen lihat anjing qithmir, sama pengen menghadiri
peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pas tanggal 17 Agustus
1945. WKWK.
Sebenernya, ada beberapa hal yang pengen aku lakukan dengan
memanfaatkan mesin waktu. Bukan beberapa deng, tapi buanyaak. Tenang aja, aku
nggak punya niatan merubah sejarah kok. Nyahaha.
Pertama, aku pengen pergi ke zaman mesir kuno. Ini sesuatu
yang paling aku inginkan, sih. Lho, kenapa emangnya? Pengen jadi mumi? Seperti
yang kita tau, Mesir kuno terkenal dengan peradabannya yang maju, teknologinya
juga bisa dibilang maju pada zaman itu, terutama teknologi arsitekturnya. Ya,
apalagi kalo bukan piramidanya. Bahkan sampai sekarang, para ilmuwan masih
belum bisa memecahkan misteri tentang pembangunan piramida, mengingat teknologi
pada masa itu belum secanggih sekarang. Setauku sih ilmuwan-ilmuwan ini masih
baru nebak gitu. *sotoy* Kalo menurut video di yutup yang pernah aku tonton, jadi
mereka tuh bikin balok-balok batu dulu di pinggir sungai. Habis itu baru
diangkut ke lokasi dimana piramidanya mau dibangun. Nah, terus gimana cara
mereka nyusun balok-balok itu sampe bisa jadi tinggi banget? Kok bisa ya mereka
kepikiran bikin bangunan bentuknya limas segi empat? Trus, isi dalemnya
piramida tuh apa sih sebenernya?
Kok jadi bahas piramida, ya? -_- Nggak papa, itu buat
menjelaskan salah satu bukti majunya peradaban Mesir kuno. Tapi bukan berarti
aku pengen jadi tukang batu ya, enggak gitu.
Kalo aku hidup di zaman Mesir kuno, aku justru pengen jadi
masyarakat biasa aja, nggak pengen jadi kaum bangsawan karena banyak aturannya.
Ribet. Aku pengen hidup di pinggiran kota yang damai, deket sungai Nil kalo
bisa. Eh, sungai Nil termasuk pinggir kota nggak, sih? Wkwk. Ya, pokoknya nggak
di pusat kota banget, lah. Tapi tetep makmur, wilayahnya subur, dan dekat
dengan sumber air. Karena air adalah sumber kehidupan.
Kenapa aku memilih tinggal di daerah yang subur? Ya biar
kehidupannya terjamin dan sejahtera, lah. -_- Alasan utamanya adalah karena aku
pengen bercocok tanam lidah buaya. Hiya hiya hiya. Aku pernah baca kalo tanaman
lidah buaya ini daya tahannya tinggi dan bisa tumbuh di daerah yang kering.
Jadi cocok lah ya, kalo ditanam di daerah gurun yang iklimnya kering dan airnya
dikit kayak di Mesir.
Lhah, kenapa pengen nanem lidah buaya? Kenapa nggak kaktus
aja? Inilah hebatnya orang Mesir kuno. Kemajuan pemikiran mereka nggak cuma di
satu bidang aja, tetapi di berbagai bidang. Salah satunya adalah kecantikan.
Orang-orang Mesir kuno ternyata sudah menerapkan berbagai macam perawatan
kecantikan dan mengenal makeup.
Contohnya aja Cleopatra, ratu Mesir yang terkenal karena kecantikannya. Katanya
dia mandi susu keledai lah, mandi parfum lah, maskeran pake eek buaya, maskeran
pake emas murni, bla bla bla. Tapi, kecantikannya ini kayaknya sepadan dengan
usaha perawatan diri yang dia lakukan. Maklum, ratu kan kaya.
Hoo... Terus apa hubungannya lidah buaya sama kecantikan?
Nah, jadi gini, Sodara-sodara. Kalo aku hidup di zaman Mesir
kuno, aku bercita-cita mempopulerkan lidah buaya. Bukan cuma untuk tujuan kecantikan,
tapi juga kesehatan. Karena lidah buaya ini banyak manfaatnya, Coy. Misalnya,
mempercepat penyembuhan luka bakar, mengatasi iritasi, meningkatkan kekebalan
tubuh, membantu proses detoksifikasi, dan sebagainya. Manfaat untuk kecantikan
misalnya menghitamkan rambut, menghaluskan wajah, mencerahkan kulit wajah,
menghilangkan bekas jerawat, mengecilkan pori-pori, dan bisa juga sebagai tabir
surya alami. Mantap, kan? Daripada pake eek buaya, ya nggak. Ngambilnya susah,
bau pula. Nih, jangan-jangan Cleopatra punya penangkaran buaya sendiri kali,
ya?
Jadi kayak promosi lidah buaya.
Yaa, tapi itulah tujuan hidupku di zaman Mesir kuno. Aku
nggak tau sih bangsa Mesir kuno udah mengenal manfaat lidah buaya atau belum.
Tapi setidaknya aku akan berjasa dalam memperkenalkan lidah buaya beserta
segudang manfaatnya kepada jutaan masyarakat Mesir kuno. Ntar artikel-artikel
tentang lidah buaya jadi ada kalimatnya gini: “Lidah buaya sudah dikenal khasiatnya
sejak zaman Mesir kuno...” Ciaaa.
Selain terkenal dengan piramida dan Cleopatra-nya, Mesir
kuno juga dikenal karena dewa-dewinya. Banyak banget dewa-dewi yang disembah di
masa Mesir kuno, contohnya Ra, Anubis, Amun, Osiris, Horus, dan sebagainya. Orang
Mesir kuno juga punya ritual khusus untuk menyembah para dewa ini. Tentunya
penyembahan dewa-dewi ini ada tujuannya karena tiap dewa/dewi punya karakter
dan tugasnya masing-masing. Misalnya, kalo minta supaya cepet punya anak,
mereka akan berdoa ke Isis soalnya dia dewi kesuburan. Gitu.
Sebagai bagian dari bangsa yang menganut politeisme,
tentunya aku juga akan mengikuti kepercayaan yang berkembang di Mesir kuno.
Mungkin kalo Ra disembah tiap hari ya, kan tiap pagi ada matahari tuh. Nah,
selain Ra, dewa yang jelas akan aku sembah adalah Bastet. Karena Bastet
adalah dewi berkepala kucing. Ya, aku tetep akan menjadi pemuja kucing di mana
pun berada. *hahahahahaghhcuih* Sebenernya Bastet ini dewi yang licik, tapi
tetep disembah soalnya dia tuh dewi pelindung alam gitu lho. Ntar kalo ada agama baru masuk Mesir, aku murtad deh.
Berhubung aku suka kucing, pastinya aku juga pengen melihara
kucing dong di rumahku. Apalagi masyarakat Mesir kuno katanya banyak yang
melihara hewan di rumah mereka, terutama kucing. Soalnya kucing dianggap hewan yang istimewa di jaman Mesir kuno. Saking istimewanya, bahkan orang yang membunuh kucing pun bisa kena hukuman. Tapi ada juga yang bilang (aku lupa pernah baca dimana), kalo nggak salah ya, mereka tuh melihara kucing buat dijadiin bahan persembahan kepada dewa-dewi. *hiks* Nah, lhoh, jaman dinasti apa nih. -_-
Kelihatannya hidup di jaman Mesir kuno ngeri-ngeri sedap,
ya?
Artikel yang aku baca untuk mendukung postingan ini:
Pic. Source:AliExpress
Comments
Post a Comment