500 Days of Summer: An Analysis and Review


[WARNING: SPOILER ALERT]

Udah pernah nonton film 500 Days of Summer? Ini film lama sih, udah dari tahun 2009. Tapi aku baru nonton sekitar sebulan yang lalu, and I love it!


Film yang disutradarai oleh Marc Webb ini ceritanya tentang seorang cowok namanya Tom Hansen (Joseph Gordon-Levitt) yang jatuh cinta sama temen sekantornya, Summer Finn (Zooey Deschanel). Tom, yang kerjanya jadi desainer kartu ucapan, awalnya naksir diam-diam sama Summer. Sampe suatu hari, mereka berdua bertemu di lift dan Summer gak sengaja denger lagunya The Smith dari headsetnya Tom. Dari sinilah mereka mulai ngobrol dan kenalan.


Sejak saat itu, Tom dan Summer mulai deket. Mungkin karena faktor kerja di satu kantor dan punya selera musik yang sama bikin mereka berdua jadi nyambung. Mereka juga sering jalan bareng, nonton bareng, makan bareng, bobok bareng, mandi bareng. 😶 Yang paling kocak tuh pas mereka lagi duduk-duduk di taman sambil teriak "Penis!". Wkwk, dikira orang gila.


Seperti halnya orang yang lagi jatuh cinta, semuanya terasa indah buat Tom. Seakan-akan seluruh dunia tuh bersuka cita merayakan perasaannya. Sejak dia sama Summer ciuman di ruang fotokopi, dia jadi lebih bahagia, murah senyum, dan yang pasti lebih semangat kerja. Iya lah, apalagi orang yang ditaksir juga kerja di tempat yang sama. Pokoknya seneng banget lah.

However, Tom ini agaknya terjebak friend-zone. Summer bilang kalo dia gak pengen serius sama Tom dan cuma nganggep Tom sebagai bestfriend-nya. Soalnya Summer punya pemikiran sendiri soal cinta. Menurut dia, relationship is messy dan cuma akan bikin sakit hati. Itu alasannya kenapa gak mau pacaran sama siapapun, termasuk Tom.


Tom sendiri lama-kelamaan gerah sama hubungan mereka. Setiap kali ditanya kejelasannya, Summer selalu jawab kalo mereka cuma temen baik. Gitu terus. Hal ini juga yang bikin mereka sempet berantem. Menurut Tom, gak seharusnya Summer memperlakukan "temen" kayak gitu: pegangan tangan di IKEA, ciuman di ruang fotokopi, sampe berhubungan intim. Friends don't do the things they do (kayak lagunya Meghan Trainor ya). Tapi bagi Summer, mereka melakukan itu semua cuma buat seneng-seneng aja. Hmm, gitu ya mbak.

Karena Tom sebel cuma dianggap temen, dia mulai cuek sama Summer. Mereka mulai sering berantem, trus lama gak ngobrol. Sampe akhirnya Summer pindah tempat kerja. Keretakan hubungan "pertemanan" mereka juga berimbas ke Tom. Dia jadi emosian, marah-marah pas rapat, ngata-ngatain orang, dll. Gak lama kemudian, Tom memutuskan untuk resign dan melamar kerja jadi arsitek, sesuai hobinya.


Gak semua kisah cinta berakhir baik, emang. Kayak Tom sama Summer. Setelah sekian lama, mereka ketemu lagi pas Summer udah nikah. 😩 Adegan ini yang bikin aku nangis, heuuu. Mereka duduk berdua di tempat yang dulu mereka biasa ketemuan, dan saling ngasih penjelasan. Tom bilang kalo Summer gak pernah pengen pacaran sama siapapun, tapi sekarang dia malah udah nikah. Kata Summer, sebenernya dia juga suka sama Tom. Tapi suatu hari dia sadar kalo dia gak yakin sama hubungannya dengan Tom. Inilah kenapa Summer ninggalin Tom dulu. Sedih banget 😭

Kabar baiknya, di hari ke-500, Tom ketemu sama cewek pas lagi ngelamar kerjaan. Namanya Autumn 🍃🌿 Trus dia ngajak Autumn ngopi. Yuhuu. Di saat itu, Tom udah bisa moveon dari Summer.

Menurutku, film ini bagus dari segi ide ceritanya, karakter yang dimainkan oleh aktor dan aktrisnya (chemistry-nya dapet antara Tom sama Summer), dan berhasil mengaduk perasaanku. Hohooo. Tapi alurnya maju mundur, jadi agak pusing buat memahaminya. Wkwkwk. Tapi secara keseluruhan ceritanya rapi kok. 👌


By the way, tentang esensi film ini, banyak yang beranggapan kalo Summer tuh jahat. Dengan cuma nganggep Tom sebagai temen, gak mau pacaran, sampe ujung-ujungnya ninggalin Tom dan nikah sama orang lain. Itu semua cukup bikin penonton membela Tom yang terpuruk gara-gara sakit hati. Tapi, kalian perlu perhatikan kalo Summer udah bilang dari awal bahwa dia gak pengen serius. Dan dia konsisten dengan prinsipnya. Di sisi lain, Tom (yang menurutku) kayaknya terobsesi sama Summer sehingga gak terlalu ngerti sama pernyataan ini. Tom terlalu bahagia dengan momen-momen menyenangkan yang dia lakukan bareng Summer, kayak apa kata adeknya Tom. Yang ada di pikiran Tom waktu itu cuma Summer. Pokoknya, she is the one.

Karena terlalu ngarep inilah yang bikin perasaan Tom hancur pas ditinggalin Summer. Ditambah lagi, Summer dengan prinsipnya yang gak-mau-menjalin-hubungan itu tiba-tiba udah jadi istri orang. Ngerasa gak adil banget kalo jadi Tom. 😓


Menurutku, gak ada yang salah di antara mereka. Tom gak salah suka sama Summer, dan Summer juga gak salah dengan prinsipnya. Terkadang, ada beberapa orang yang ditakdirkan untuk jatuh cinta, tapi gak ditakdirkan untuk bersama. :')

Film ini juga mengajarkan bahwa moveon itu bukan perkara waktu, tapi kemauan. Kan kadang ada ya orang yang membiarkan kenangannya terkubur dalam waktu. Toh, seiring berjalannya waktu, bakal lupa sendiri trus moveon. Justru berjalannya waktu ini gak akan berguna kalo kita gak ada kemauan buat moveon. *aseekk* Kayak Tom yang berusaha deketin Autumn biar bisa moveon dari Summer.

Kalo kalian tertarik nonton filmnya, bisa via online atau rental CD. Asal jangan CD bajakan ya, wkwk. Kemarin sih aku nontonnya di LayarKaca21. Udah ada yang HD kok. Dan jangan lupa siapin tisu buat kalian yang berhati lembut. 😗

Okayy. Selamat nonton, guys. 💐🌹🍁🍂🌻


Pic. Source: wkinach.pl; Storypick, women2womenblog.com; twitter.com; telegraph.co.uk; theestablishingshot.blogspot.com; amyjogoddard.com; mayday0917.pixnet.net

Comments

Popular Posts